22 Dec 2011

Pulang

Pagi ini, pesawatku berangkat pukul 8 pagi. Setengah jam lagi boarding, tapi ruang tunggu bandara masih sepi. Mungkin memang tidak banyak yang melakukan perjalanan hari ini. 

Aku mengantuk. Semalam tak cukup tidur. Aku bangun hingga pukul satu malam untuk mengatur bawaan. Pertanyaannya, kenapa tidak packing sejak kemarin? Ah, perjalanan sekarang sudah tak lagi menakutkan, hingga waktu kini tak lagi banyak merepotkan dalam persiapannya.

Setahun terakhir ini, perjalanan lebih sering berarti pekerjaan. Bandara, jalanan, kamar hotel, orang-orang asing. Tapi asing sendiri mungkin sudah kuakrabi.


18 Oct 2011

Setelah Pertemuan 2

Dan kita bertemu lagi, pria kelabu. Let's say, rencana Tuhan? Entah.


Kau belum bercukur dan aku sedang berjerawat. Kukira berat badanmu naik dan aku semakin kurus. Hei, ternyata waktu memang berjalan. Cepat? Di titik ini pada akhirnya kukira ya, cepat. Hampir dua tahun, pria kelabu. Hampir dua tahun. Tapi anggap saja kemarin kita baru bertemu.

Oke, jadi kita baru saja bertemu. Dan karena itu aku takkan heran kita seperti malu-malu.

11 Oct 2011

Setelah Pertemuan 1

And even though you're look so good tonight, I'll be fine. 

Itu kata Westlife. Juga kata aku.

:)

Kau tampan, pria kelabu. Seperti biasa. Selalu. Dengan senyum dan tatapanmu yang terkendali itu. Dengan semua pertanyaan yang tergambar di mataku. Tapi tidakkah senyum dan ceriaku juga menggambar pertanyaan di matamu?

Cokelat dan Lemon Soda

Pagi lagi. Jalan macet. Seperti biasa. Sepertinya aku ingin secangkir teh hangat begitu sampai di kantor.

Lalu belakangan ini aku sedang berpikir, kenapa aku tak lagi suka cokelat. Es krim cokelat tak pernah jadi pilihanku. Bahkan chocolate chip dalam biskuit mentega kupisahkan dulu sebelum biskuitnya kumakan. Oke, tidak semua cokelat memang, sepertinya kebencianku pada cokelat hanya parsial. Susu cokelat favoritku tetap akan jadi favoritku. White and dark chocolate juga masih bisa kutolerir. Tapi milk chocolate bar yang meleleh di mulut itu, atau chocolate cake, atau choco chip, atau meises cokelat... Aduh, membayangkannya saja aku mual.

17 Aug 2011

Jendela dan Cerita - Cerita

Aku suka jendela.

Di rumah kami dulu, ada jendela besar yang daun jendelanya bisa digeser ke kanan dan ke kiri. Aku suka duduk melipat kaki di tepiannya, memandang ke pohon mangga, rumpun anggrek ibu yang berbunga ungu, dan gerombolan burung parkit hijau kuning dan biru dalam kandang di samping rumah.

Seingatku, disana angin sering bertiup.

6 Aug 2011

Bangku Kayu

Blog ini belum punya entri, dan aku tahu aku harus memulai. Jadi mari kita duduk di bangku kayu itu, lalu aku akan bercerita sesuatu...

Pertama, taman tempat aku biasa membuat catatan ini adalah sebuah park, bukan garden. Aku tidak benar-benar tahu apa bedanya, tapi kurasa feelnya berbeda. Park lebih seperti taman terbuka dimana semua orang bisa datang: mungkin berdua bergandengan, mungkin sendiri membawa buku di tangan. Sedangkan garden saya rasa lebih private, seperti halaman belakang sebuah rumah dengan pagar di sekelilingnya. Kau tak bisa sembarangan karena di sana sangat tertata.

Sudahlah tak usah dipikirkan. Yang jelas, di taman ini, kamu, aku atau siapapun boleh datang.