19 Mar 2012

Cinta Sie Teng San


- Pertama -

Setelah lelakon, tertinggal tanya, "Apakah Sie Teng San benar mencintai Hwan Li Hoa?" 

Kata temanku, "Iya, dia mencintainya. Itulah kenapa dia marah saat Li Hoa tidak terbuka. Itulah kenapa dia marah saat Li Hoa menyimpan sendiri ceritanya."


Malam Di Jakarta

Adalah malam yang meramu Jakarta dengan romansa. Saat semua gedung benderang sudah menyembunyikan kerlipnya dan yang tertinggal hanya temaram lampu jalan. Ada derai tawa milik sepasang cinta muda yang pulang kemalaman. 

Adalah malam yang melukis Jakarta dengan kelembutan. Saat keringat-keringat telah diletakkan dan dibalik bedeng-bedeng tepian rel kereta dibagi banyak cerita. Ada mimpi tentang esok yang kurang lebih sama, esok yang dihabiskan bersama.

Adalah malam yang menghias Jakarta dengan sederhana. Saat waktu berlalu dengan sewajarnya.



*Setelah bertahun-tahun, Jakarta tetap indah hanya saat senja, malam dan hujan.

15 Mar 2012

Sedikit Tentang Hidup

Normandie, awal 2011,
gereja di puncak bukit, diantara luas laut dan langit


Saat manis, anggaplah hidup seperti lolipop natal berwarna merah putih hijau yang mengingatkanmu pada masa kecil dengan setumpuk kenangan penuh tawa.

Hari-Hari Tanpamu

Aku bahkan lupa sudah berapa lama kita tidak bersama. Atau, baiklah, sejak awal kita tidak pernah bersama. Hanya sedikit cerita tentang masa yang pernah kita lukis dengan satu dan dua warna. Itu saja.

Lalu kau pergi karena kau ingin melukis dengan warnamu sendiri.

Lalu hari-hari tanpamu adalah saat aku mulai belajar mendengar kembali nyanyian angin. Hari-hari tanpamu adalah saat aku belajar membaca senyum matahari. Hari-hari tanpamu adalah saat aku merajut kesendirian yang bersahaja. Saat bahagia bukan tentang apa yang kau dapat, tapi tentang menari di saat hujan turun dan tertawa melihat tak seorangpun tahu kau sedang menangis.

12 Mar 2012

Musim di De Slegte

Den Haag yang sunyi. Di awal tahun, kala musim semi mulai berani menari. Ranting-ranting cherry blossoms sedikit tersenyum, piasnya merah muda pucat. Lelumutan hijau perlahan memeluk batang-batang pohon yang menggeliat malas. Gerimis masih sering berkunjung.

Di sudut Den Haag Centrum tak pernah terlalu riuh. Sambil meniup ruap kentang goreng panas berhias mayonaise, langkah-langkah bergegas sebelum hari gelap.  Juga orang-orang di De Slegte. 

De Slegte berlantai dua, tapi tidak luas. Aku suka harum kertas dan irama takdir yang mungkin bersembunyi pada setiap rak. Ada sejarah yang tercecer di lemari-lemari kaca. Potongan kartu pos dan surat-surat tua, hurufnya meliuk-liuk, tajam dan misterius.

Kembang Api

Hai, sahabat, pernah mendengar kalimat ini?
 Most of us don't need a psychiatric therapist as much as a friend to be silly with - Robert Brault
Jelas. Aku tidak butuh terapis. Tidak pernah dan tidak akan pernah. Bukan cuma karena aku mencintai hidup apa adanya dia. Meskipun kadang waktu terasa sesak seperti antrian bus trans Jakarta di pagi dan sore hari. Hingga ketika malam, ada keluh yang tetap tak sempat tersampaikan. Tapi hidup terlalu berwarna untuk membuat kita gila. Lagipula hidup tak pernah benar-benar sunyi.