5 Jun 2014

Untuk Satu Dua Hari

Selama ini kau memimpikan seseorang. Seseorang yang kau tahu akan begitu pas. Setiap detail dirinya seakan diciptakan untukmu. Kau menunggunya sekian lama. Kau bertahan dengan keyakinan, orang seperti itu ada. Pasti ada.

Lalu kau bertemu dia. Di suatu pagi yang biasa. Begitu tiba-tiba, dibawa oleh aliran hidup yang dinamai kebetulan. Dia menghampirimu, menyapa dan mengajukan pertanyaan. Kalian berkenalan. Dan lagi-lagi, hidup seperti menempatkan kalian dalam pias yang sama.

Kau mencoba tenang. Menyembunyikan dugaan yang kau terjemahkan dari pandangannya. Menghiraukan senyum kecilnya. Kau tahu ia memperhatikan apa yang kau katakan. Memikirkan apa yang kau kerjakan. Tapi kau tenang, lebih banyak mendengarkan dan hanya mengaguminya diam-diam.

Kalian bersama tidak lama, tapi cukup untuk membuatmu tahu, kalian tidak bisa bersama.

Jauh di dalam hatimu ada penyesalan. Hidup ternyata belum cukup pintar untuk mempertemukanmu dengan orang yang paling tepat. Kali ini, kau cukup tahu diri untuk tidak melangkah. Tidak, jurang di antara kalian terlalu dalam. Ada yang hancur kalau kalau kau paksa. Tapi kau tahu kau tidak bisa tidak mengingatnya. Kau memilih untuk mengingatnya. Pertemuan pertama kalian. Senyumnya. Pelukannya ketika kalian berpisah.

Kau sudah memutuskan. Hanya sejenak, untuk satu dua hari, biarlah kau nikmati rasanya jatuh cinta lagi.



Jakarta,  Juni 2014