8 Sept 2017

Suatu Hari Hujan di Macau



Hujan tiba-tiba membuyarkan kerumunan di Largo do Senado. Serentak orang-orang membuka payung mereka, berhamburan ke lorong-lorong pertokoan, sambil memandang langit dengan pandangan kacau. Cuaca di Macau akhir-akhir ini sedang tidak bagus, aku ingat perkataan temanku Ka Man kemarin. Memang ada berita taifun akan melewati Hong Kong besok, dan Macau begitu dekat dengan wilayah bekas koloni Inggris itu. 

***

Alih-alih berteduh, sejenak aku menikmati Largo do Senado di saat lengang. Hujan sepertinya paham aku tidak suka keramaian. Payung transparan dengan motif bunga-bunga biru milikku juga nampaknya senang bertemu lagi dengan karibnya. Suara hujan jatuh pada permukaan payung terdengar seperti percakapan yang riang, senang, melompat-lompat.

Bau hujan menguar dari sela-sela ubin batu yang diatur seperti mozaik gelombang hitam dan cokelat. Bangunan bergaya Eropa memamerkan warna pastel yang, bahkan saat hari hujan seperti ini, terlihat cerah. Favoritku adalah bangunan tua berwarna kuning di sebelah bangunan putih besar Santa Casa da Misercodia. Entah kenapa. Mungkin karena bangunan yang ternyata sebuah apotik itu nampak lebih tua dan lusuh. Kau bisa melihat lumut hijau kehitaman tumbuh pada temboknya. Dia seperti wanita tua yang memulas diri seperlunya, sementara bangunan lain seperti kawan sepermainan yang semampai dan pandai bergaya.