Mengabadikan Kita

Pramoedya pernah bilang bahwa menulis adalah bekerja untuk keabadian. Menulis tentang seseorang adalah seperti mengabadikan orang itu, setidaknya dalam sebuah ruang dalam ingatan kita. Sebuah ruangan yang bisa kita kunjungi lagi dan lagi. Tulisan itu adalah penanda bahwa kita tidak pernah ingin mereka pergi dari hidup kita.

Hari ini saya membaca sebuah tulisan lama yang saya tulis beberapa tahun yang lalu. Isinya tentang dua orang sahabat perempuan yang membuat hidup saya penuh kembang api. Setelah membacanya, saya mengirim linknya kepada salah satu dari mereka. Ternyata, dia sama sekali belum pernah membacanya. Tulisan itu membuatnya merasa rindu, terharu dan ingin menangis. 

Saya merasakan perasaan yang sama ketika membaca tulisan seorang sahabat saya yang lain. Dia menulis tentang hal-hal yang mengingatkannya pada saya. Hati saya dipenuhi perasaan hangat karena diingat.

Ingatan saya kemudian beralih pada beberapa tulisan dari orang-orang yang dekat dengan saya. Sahabat-sahabat yang sudah seperti saudara. Mereka adalah orang-orang yang menganggap menulis bukan pekerjaan sia-sia. Dengan mereka pula saya akan duduk di bangku dekat jendela, melewatkan waktu bicara tentang buku-buku. Mereka adalah orang-orang yang akan dengan senang hati membaca tulisan saya dan sebaliknya. Dengan mereka saya banyak bicara tentang kata dan rima dalam puisi-puisi cinta.

Tulisan yang mereka buat untuk saya, tentang saya, adalah sesuatu yang juga ingin saya abadikan. 

No comments:

Post a Comment